Sabtu, 05 November 2011

Detergen

Detergen adalah bahan atau senyawa yang mampu meningkatkan daya cuci atau daya membersihkan air terhadap benda padat. Disamping itu, dikenal pula detergent bukan cairan ( nonaguesus detergen ), yaitu detergen ysng mampu meningkatkan daya pembersih pelarut pelarut organic ( organic solvent ).

Komposisi Kimiawi
Detergen ( Syntetic Deetergent / syndet ) mempunyai komposisi yang bervariasi, tergantung kepada dan untuk siapa detergen itu digunakan. Detergen umumnya digunakan sebagai bahan pencuci, umumnya terbentuk dari beberapa bahan dasar, yaitu :
1.Surface active agent atau surfactants, yaitu bahan atau senyawa yang sangat besar kemampuannya untuk menurunkan permukaan ( molekul molekul ) air. Pengaruh ( sifat ) fisik ini sangat menentukan nilai guna detergent.
2.Builder or binder, umumnya adalah garam garam inorganic atau garam garam alkalis yang berfungsi sebagai pembangun atau pengikat senyawa detergent dan meningkatkan kemampuan daya pembersih surfactant, umumnya ia ( binder ) dalah “bukan“ atau “tidak bersifat” surfactants.
3.Auxiliary components, yaitu bahan/senyawa tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan nilai guna detergent.

Sabun atau Soap, menurut nilai gunanya adalah detergent alami ( natural detergent ); terbuat dari senyawa asam lemak alami, baik nabati maupun hewani, dengan basa dari alkali tanah atau logam. Dalam pengertian umum, “sabun” adalah “sabun”, bukan detergent; sedang detergent adalah sythetik detergent atau syidet.

KARAKTERISTIK
1. Surfactan
Surfactant mempunyai rantai molekul yang panjang, baik lurus maupun bercabang. Salah satu ujung rantainya adalah tidak larut dalam air ( hydrophobic ) ynag berupa hydrocarbon nonpolar ( nonpolar hydrocarbon ), sementara ujung yang lain terdiri dari senyawa yang larut dalam air ( hydrophilic ) atau polar radikal, yang dapat terionosasi atau tidak terionisasi di dalam air. Dengan sifat surfactant seperti itu, maka detergent terbagi menjadi :
a.Anionic detergent : detergent / surfactant yang bernuatan negative.
b.Cationic detergent : detergent / surfactant yang bermuatan positife, dan
c.Nonionic detergent : detergent / surfactant yang tidak bermuatan.
Detergent Anionic dan nonanionic adalah detergent yang umum digunakan saat ini.

Sabun mempunyai surfactant anionic yang polar radikalnya adalah senyawa karboxyl ( carboxyl ), sedang radikal nonpolarnya adalah senyawa asam lemak dan garam alkali tanah atau garam inorganic dari logam. Oleh karena itu sabun tidak atau kurang efektif dalam air sadah ( hard water ) dan air yang bersifat asam ( pH rendah ).

Detergent/ surfactant anionic, detergent yang umum didayagunakan, mempunyai radikal/gugus polar yang bersifat hydrophilic terdiri dari garam alkali tanah atau logam dengan asam sulfat atau asam sulfanate. Oleh karena itu syndet tetap aktif dan efectif dalam air sadah maupun air yang ber PH rendah ( asam ).

R1 C6H4 R2SO3 Na
Nonionic surfactant/detergent, umumnya berbentuk cairan. Cairan nonionic mempunyai buih sedikit atau hampir tidak berbuih. Detergen jenis ini digunakan untuk membersihkan peralatan atau yang efectif.

2. Bahan Pembangun ( builder or binder )

Bahan/senyawa pembangun atau pengikat yang umum digunakan adalah “conducsed phosphates” khususnya “sodium tripoly phosphate” yang bersifat “defloculant” dan “softener” di dalam air. Dengan demikian “ builder” memacu dan meningkatkan efectifitas dan daya guna detergent. Syndet yang terdapat di pasar ( dunia ) umumnya terdiri dari 10 – 30 % surfactant, 25 - 40% bahan pembangun senyawa ( kompleks ) kalium phosphate, 5-7% bahan pelindung atau anti korosif sodium silikat, 3 – 6% bahan penstabil busa dari senyawa amida, 15 – 25% bahan polar dari natrium sulfat atau sulfit dan 6 – 15% air dan sebagian kecil ( trace element ) adalah bahan bahan penunjang atau “additivef”.

3. Bahan penunjang ( additives agents )

Diantara bahan bahan penunjang yang sangat penting diantaranya adalah bahan penstabil busa, bahan pemutih atau “optical brightner”, bahan “antideposition”dan bahan pewangi (parfume).
Bahan penstabil busa adalah senyawa organic yang mirip sifatnya dengan surfactant. Bahan pemutih atau “optical brighners”adalah senyawa yang tidak berwarna, yang (relatife) selama dalam proses pembuatan dan pemakaian detergent berkilau ( floresce ) dalam cahaya matahari sehingga menghasilkan warna benda yang dicuci lebih cemerlang ( brighter ).



sumber : bahan kuliah pencemaran laut, oleh Oleh Ir. Ria Azizah TN., Msi

baca selengkapnya......

Pasang Surut

Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi permukaan perairan atau samudera yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut yang khas.

Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

#Tipe pasang laut
Terdapat tiga tipe dasar pasang laut:
*harian (diurnal)
*tengah harian (semidiurnal)
*campuran (mixed tides).

# Penyebab pasang laut
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.

Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.

baca selengkapnya......

nyoba doang

lagi ngutak-ngatik blog ini jadi maaf klo ga jelas, maklum masih banyak belajar jadi klo salah n gagal, maaapin yah... hehe

baca selengkapnya......

Rabu, 02 November 2011

Faktor Penyebab Perubahan Garis Pantai


1.  Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut. Gelombang dapat menimbulkan  energi untuk membentuk pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai (Triatmodjo, 1999).
Apabila gelombang yang terjadi membentuk sudut dengan garis pantai, maka akan terjadi dua proses angkutan sedimen yang bekerja secara bersamaan, yaitu komponen tegak lurus dan sejajar garis pantai. Sedimen yang tererosi oleh komponen tegak lurus pantai akan terangkut oleh arus sepanjang pantai sampai ke lokasi yang cukup jauh. Akibatnya apabila ditinjau di suatu lokasi, pantai yang mengalami erosi pada saat terjadi badai tidak dapat terbentuk kembali pada saat gelombang normal, karena material yang tererosi telah terbawa ke tempat lain. Dengan demikian, untuk suatu periode waktu yang panjang, gelombang datang akan membentuk sudut terhadap garis pantai dapat menyebabkan mundurnya (erosi) garis pantai (Triatmodjo, 1999).

        
Gambar 1. Proses Pembentukan Pantai oleh Gelombang (Triatmodjo,1999)

Menurut Pratikto et al. (1997), Gelombang yang datang mendekati pantai cenderung mengepung tanjung, dan mengkonsentrasikan energinya disisi muka dan samping tanjung tersebut. Perlindungan ekstra sangat diperlukan untuk daerah pantai yang memiliki bagian yang menjorok kelaut. Sementara di daerah teluk, dimana garis pantai lebih panjang dibanding tanjung, energi gelombang cenderung disebar ke sepanjang garis pantai.

Gambar 2. Pengaruh Bentuk Pantai terhadap Daya Penghancur Gelombang   (Pratikto et al.,1997)

2.  Arus
Transpor masa dan momentum dalam penjalaran gelombang menimbulkan arus di dekat pantai. Di beberapa daerah yang dilintasinya, perilaku gelombang dan arus yang ditimbulkan berbeda. Di daerah lepas pantai (offshore zone) gelombang menimbulkan gerak orbit partikel air, gerak orbit partikel air tidak tertutup sehingga menimbulkan transpor masa air. Transpor tersebut dapat disertai dengan terangkutnya sedimen dasar dalam arah menuju pantai (onshore) dan meninggalkan pantai (offshore). Gelombang pecah menimbulkan arus dan turbulensi yang sangat besar yang dapat menggerakkan sedimen dasar.gerak massa air tersebut disertai dengan terangkutnya sedimen. Arus yang terjadi si surf zone dan swash zone adalah yang paling penting di dalam analisis pantai, dimana sangat tergantung pada arah datang gelombang (Triatmodjo, 1999).



b = sudut datang gelombang)
 

Gambar 3.  Arus di Dekat Pantai (Triatmodjo, 1999)

Triatmodjo (1999) menyebutkan Arus pasang terjadi pada waktu pasang dan arus surut terjadi pada saat periode air surut. Titik balik (slack) adalah saat di mana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut. Titk balik ini isa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol.
Arus sepanjang pantai dapat juga dibentuk oleh pasang surut permukaan laut. Diperairan sempit seperti teluk dan selat, pasang surut merupakan penyebab utama, dan kecepatan arus yang dihasilkan dapat mencapai 2 knot (1m/det) (Pratikto et al., 1997).
3.  Pasang surut
Pasang surut adalah flutuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adalah gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Mesipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, msks pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari (Triatmodjo, 2003).
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan dalam empat tipe, yaitu:
1.      Pasang Surut Harian Tunggal yaitu dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali surut.
2.      Pasang Surut Harian Ganda yaitu dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut.
3.      Pasang Surut Campuran condong keharian tunggal yaitu dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali surut tapi kadang-kadang terjadi dua kali pasang atau dua kali surut.
4.      Pasang surut campuran condong keharian ganda yaitu dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan dua kali surut namun tinggi dan periodenya  sangat berbeda (Triatmodjo, 1999).
4.  Angin
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut angin. Gerakan udara ini disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer. Waktu udara dipanasi, rapat massanya berkurang, yang berakibat naiknya udara tersebut yang kemudian diganti oleh udara yang lebih dingin di sekitarnya. Perubahan temperatur di atmosfer disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas gunung dan lembah, perbedaan siang dan malam (Triatmodjo, 2003).
Menurut Setiono (1996), angin merupakan massa udara yang bergerak hampir horizontal. Sirkulasi dilautan dimana keadaan atmosfer (terutama angin) memainkan peranan penting dalam mengendalikan gerakan permukaan laut meskipun pengaruhnya terbatas sampai kedalaman kurang kebih 100 meter.

5.  Transport sedimen
Siebold dan Berger (1993) dalam Setiyono (1996) menyebutkan bahwa sumber sedimen laut berasal dari angin, vulkanik, dan masukan dari sungai yang sebagian besar dihasilkan dari pelapukan batuan diatas daratan. Menurut Poerbandono (2005), sedimen adalah material yang berasal dari fragmentasi (pemecahan) batuan. Pemecahan tersebut terjadi karena pelapukan (weathering) yang dapat berlangsung secara fisik, kimiawai atau biologis. Sedimen adalah bahan utama pembentuk morfologi (topografi dan batimetri) pesisir. Berubahnya morfologi pesisir terjadi sebagai akibat berpindahnya sedimen yang berlangsung melalui mekanisme erosi, pengangkutan (transport) dan pengendapan (deposition).
Transpor sedimen pantai adalah gerakan sdimen pantai yang disebabkan oleh gelombang dan arus pembangkitnya. Transpor sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama yaitu, transpor sedimen dengn bentuk mata gergaji di garis pantai dan transpor sedimen sepanjang pantai di surf zone.Analisis imbangan sedimen dapat memperkirakan daerah pantai yang mengalami erosi atau akresi (sedimentasi). Sedimen yang masuk di daerah pantai yang ditinjau meliputi suplai sedimen dari sungai, material yang berasal dari erosi tebing, angkutan sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai (onshore transport). sedimen yang keluar adalah angkutan sedimen sepanjang pantai dan tegak lurus pantai (offshore transport) dan penambangan pasir (Triatmodjo, 1999).
   
Gambar 4. Transpor Sedimen Sepanjang Pantai (Triatmodjo, 1999)



Daftar Pustaka
Pratikto, W.A, Armono H.D, Suntoyo. 1997. Perencanaan Fasilitas Pantai dan Laut. Edisi Pertama. BPFE. Yoyakarta. 226 hlm.
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai. Beta Ofset. Yogyakarta.
Triatmodjo, B. 2003. Pelabuhan. Beta Ofset. Yogyakarta.

baca selengkapnya......