Rabu, 15 Desember 2010

CIRI CIRI ZOOXANTHELLAE

Zooxanthellae (Yunani : Alga hewan kuning cokat) adalah sebuah istilah yang merujuk pada sekelompok dinoflagellata yang berasal dari perubahan evolusi yang berbeda yang terjadi dalam simbiosis dengan invertebrata laut.
1. Dinoflagellata
Dinoflagellata adalah organisme aneh dan kelompok organisme yang menakjubkan: beberapa anggotanya 10 adalah autothrophik (memperoleh sumber energi dari cahaya matahari dan membentuk karbon organic melalui proses fotosintesis. Sementara yang lainnya adalah organism heterotrop yang mendapatkan sumber energi dari bahan organic melalui pemangsaan terhadap organisme lain (Anonimus, 2010 a; Barnes, 1987).
Diyakini bahwa seluruh zooxanthella memiliki spesies yang sama, Symbiodinium microadriaticum (Rowan dan Powers, 1991). Namun akhir-akhir ini zooxanthella berbagai macam coral telah ditemukan tidak kurang dari 10 taxa alga (Anonimus, 2010 b), sedangkan menurut Anonimus (2010 a) setidaknya 17 taxa alga. Dinoflagellata fotosintetik memiliki pigmen unik (diadinoxanthin, peridinin) dan enzim fotosintetik.

2. Single cell / unicellular
Zooxnthella tidak hanya di temukan dalam bentuk satu sel (singular) namun juga dalam bentuk banyak sel/lebih dari satu sel (prural) disebut juga zooxanthellae. Konsentrasi pada tubuh koral dari alga ber-sel tunggal ( Zooxanthellae ) ini bisa mencapai 30.000 per milimeter kubik.

3. Berwarna kuning kecoklatan
Zoozanthella merupakan alga cokllat yang mempunyai pigmen coklat dan kuning.
Zooxanthellae bertanggung jawab untuk warna yang unik dan indah banyak karang batu. Kadang-kadang ketika karang menjadi stres fisik, polip mengusir sel-sel alga dan koloni mengambil penampilan putih mencolok. Hal ini biasanya digambarkan sebagai "pemutihan karang" (Barnes, RSK dan Hughes, 1999; Lalli dan Parsons, 1995). Jika polip pergi terlalu lama tanpa zooxanthellae, pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian karang.

4. Ukuran 8-14 mikron
Zooxantella juga merupakan hewan mikroskopis, ukurannya berkisar antara 8-14 mikron maka dari itu disebut mikroskopis dan jumlahnya dilautan sangat banyak dan melimpah jutaan hingga milyaran tak berhingga.

5. Simbiosis: Coccoid phase
Dinoflagellata yang hidup bebas dapat terjadi dalam fase Coccoid yang nonmotil dan tidak memiliki flagel atau sebagai dinomastigote yaitu fase dimana memiliki dua flagel dan memiliki sifat berenang. Sehingga pada fase ini zooxanthella melepaskan flagella, maka dia tidak motil dan aktif, aktifitas yang dilakukan hanya yang bersifat ditempat seperti bereproduksi.

6. Dialam: motile phase
Ketika berada dilaut lepas dikatakan fase motil, yaitu fase dimana terdapat flagella yang dapat dengan bebas digunakan untuk pergerakan diperairan.

7. Endosymbiotic
Dikatakan endosymbiotic karena proses simbiosis antara zooxanthella dan karang yang terbentuk tersebut terjadi di dalam lapisan tubuh karang yang terdalam yaitu dilapisan gastrodermis/endodermis.

8. Bersimbiosis dengan: protozoa, porifera, cnidaria, platyhelminthes dan moluska
Zooxanthellae bersimbiosis dengan hewan laut, seperti :
• Anemon
• Kima raksasa
• Gorgonia karang atau penggemar laut
• Soft karang
• Laut cambuk
• Nudibranch
• Ubur-ubur
Kima Tridacna, menyimpan zooxanthellae di kaos luarnya
Dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah keuntungan berupa :
1. Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen
2. Mempercepat proses kalsif ikasi yang menurut Johnston terjadi melalui skema:
— Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak
— Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor kalsifikasi.

9. Diperoleh dari: Induk, melalui telur Alam (air sekitarnya)
Sebagai contoh Bytell menemukan bahwa untuk zooxanthellae dalam Acropora palmata suplai nitrogen anorganik, 70% didapat dari karang (lihat Tomascik et al. 1997). Anorganik itu merupakan sisa metabolisme karang dan hanya sebagian kecil anorganik diambil dari perairan.
Dari reproduksi secara seksual, karang akan mendapatkan zooxanthellae langsung dari induk atau secara tidak langsung dari lingkungan. Sementara dalam reproduksi aseksual, zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru atau ikut bersama potongan koloni karang yang lepas.
Setelah beberapa zooxanthellae memasuki tubuh hewan tempat mereka mereka dapat dengan cepat membangun populasi mereka dengan memisahkan dua. Hal ini berarti normal reproduksi

10. Sumber energi hewan inang
Ada pendapat para ahli yang mengatakan bahwa hasil fotosintesis zooxanthellae yang dimanfaatkan oleh karang, jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan proses respirasi karang tersebut (Muller-Parker & D’Elia 2001). Sebagian ahli lagi mengatakan sumber makanan karang 75-99% berasal dari zooxanthellae (Tucket & Tucket 2002). Zooxanthellae memasok karang dengan glukosa, gliserol, dan asam amino, yang merupakan produk fotosintesis.
Zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang. Jenis Zooxanthellae yang berbeda dapat menghadapi tingkat tekanan yang berbeda pula dan beberapa zooxanthellae telah menunjukkan dapat beradaptasi kepada beberapa jenis jenis karang tertentu. Biasanya mereka ditemukan dalam jumlahbesar dalam setiap polip, hidup bersimbiosis, memberikan : warna pada polip, energi dari fotosintesa dan 90% kebutuhan karbon polip.

11. Berperan dalam produktivitas perairan
Hubungan antara koral dan zooxanthellae adalah simbiosis mutualisme. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae.
Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena merupakan pensuplai terbesar zat anorganik untuk fotosintesis.
Zooxanthella mempercepat pembentukan skeletal dalam bangunan terumbu karang melalui sebuah fenomena yang disebut “light enhanced calcification”. Zooxanthella memiliki peran ganda dalam menjelaskan keberhasilan terumbu karang pertama, melalui kontribusinya pada sumbangan energi bagi coral (coral’s energy budget) dan kedua, melalui percepatan laju kalsifikasi dan tentu saja laju pertumbuhannya dalam kompetisi dengan organisme bentik lain.

12. Reproduksinya membelah
Zooxanthellae dapat berada dalam karang dalam sel gastrodermal polip dan tentakel (Levinton, 1995), terjadi melalui beberapa mekanisme terkait dengan reproduksi karang. Setelah beberapa zooxanthellae memasuki tubuh hewan tempat mereka mereka dapat dengan cepat membangun populasi mereka dengan memisahkan (membelah) menjadi dua sel dan berkelanjutan hingga menjadi beberapa sel. Hal ini berarti menunjukkan reproduksi yang berlangsung normal. Berikut gambar proses pembelahan selnya :

Tulisan merupakan tugas koralogi kelompok 1 IK’08


DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2010 a. http://www.columbia.edu/itc/ (Tanggal download : 7 Desember 2010)
Anonimus. 2010 b. An Introduction to Coral Reefs. http:// manta.uvi.edu/coralreefer/ (Tanggal download : 7 Desember 2010)
Barnes, R. 1987. Invertebrate Zoology; Fifth Edition. Orlando.
Barnes, R. and R. Hughes. 1999. An Introduction to Marine Ecology; Third Edition. Malden, MA: Blackwell Science Publication.
Lalli, C.M., and T. Parsons. 1995. Biological Oceanography: An Introduction. Oxford: Butterworth-Heinemann Ltd.
Levinton, J. S. 1995. Marine Biology: Function, Biodiversity, Ecology. New York: Oxford University Press.
Muller-Parker, G dan C.F. D’Elia. 1997. Interaction Between Corals and Their Symbiotic Algae. In. Life and Death of Coral Reefs. Charles Birkeland (Ed.). Chapman &Hall. New York. Hal..96-113.
Rowan, R. and D. A. Powers. 1991. A Molecular Genetic Classification of Zooxanthellae and the Evolution of Animal-Algal Symbioses. Science, Vol. 251:1348-1351.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment yo..