Senin, 11 April 2011

Pengertian DNA dan RNA


     Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat(RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada mononukleotida lainnya.      
     DNA merupakan suatu  polimer  besar dengan property karakteristik fisik yang unik. Eksploitasi ukuran dan struktur kimia DNA dapat dilakukan dengan isolasi dan purifikasi. Sebagian besar teknik isolasi DNA memerlukan lisis sel, yang dilanjutkan dengan ekstraksi protein dengan menggunakan larutan organic berbasis fenol dan presipitasi DNA dalam ethanol. Kemurnian DNA dapat diketahui dengan menggunakan spektrofotometri dengan menghitung ratio hasil pengamatan pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm = 1,8. Keutuhan relative DNA dapat dilakukan dengan gel elektroforesis. Apabila purifikasi diperlukan, metode kromatografi bisa digunakan atau dengan penambahan enzim RNase.
DNA ditemukan pada Tahun 1869 Oleh Johann Friedrich Miescher, seorang Ahli Biokimia pertama kali Miescher mengekstrak sel-sel menggunakan darah putih dan memperoleh campuran antara DNA dan protein-protein kromosom. Yang berikutnya ekstrak asam nukleat adalah murni diperoleh menggunakan sperma ikan salmon. Uji kimiawi DNA menunjukkan bahwa DNA tersebut ditemukan Miescher Yang bersifat asam banyak mengandung dan fosfor. 

Tiga Tahun sebelum Miescher menemukan DNA, Gregor Mendel telah mempublikasikan Perkawinan Hasil percobaan kacang ercis Dan menghipotesiskan bahwa pewarisan genetik dikendalikan faktor unit Oleh, Oleh materi butir Yang Ahli genetika disebut gen sekarang.
  
Asam-asam nukleat seperti asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi pemindahan keterangan di dalam semua sel. Asam nukleat merupakan molekul makro yang memberi keterangan tiap asam nukleat mempunyai urutan nukleotida yang unik sama seperti urutan asam amino yang unik dari suatu protein tertentu karena asam nukleat merupakan rantai polimer yang tersusun dari satuan monomer yang disebut nukleotida(Dage, 1992). Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat(DNA) dan asam ribonukleat(RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA(mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya(fessenden, 1990). Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan DNA, antara lain yaitu
1.      Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah           dioksiribosa
2.      .Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa   rantai tunggal yang    terlipat,   sehingga menyerupai rantai ganda     
3.      RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak          mengandung   timin,             sebagai gantinya RNA mengandung urasil.   
4.      Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin,           demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil.Selain itu        perbedaan RNA dengan         DNA   yang lain adalah          dalam hal.           
a.       Ukuran dan bentuk   
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai spiral.   
b.      Susunan kimia           
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA yaitu:     
1.      Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa.
2.                 Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil. 
c.        Lokasi           
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
1.      RNA d(RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu  pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.           
2.      RNA p(RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer), terdapat di sitoplasma
3.      RNA r(RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.  
d.      Fungsinya      
DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
1.      RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi, berlangsung  didalam inti sel.
2.                 RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma
3.                 .RNA t, mensintesa protein dengan menggunakan bahan asam amino, proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida. Ada beberapa cara untuk menentukan DNA dan RNA, yaitu(Frutan and Sofia, 1968):          
     DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincinganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin-tunggal. Ketika guanin berikatan dengan sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan ketika adenin berikatan dengan timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. Satu komponen pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan.
     Genom adalah set lengkap materi genetic (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. DNA dapat diisolasi, baik dari sel hewan, manusia, maupun pada tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globules lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, dimana terdapat DNA di dalamnya. DNA pada tumbuhan juga dapat diisolasi, contohnya pada tumbuhan bawang merah (Allium cepa) dan pada pisang (Musa sp.). Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu:      
     (1)Isolasi sel
     (2)Lisis dindingdan membran sel
     (3)Ekstraksi dalamlarutan
     (4)Purifikasi dan
     (5)Presipitasi.
       Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm.
       Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari jaringan adalah dengan  memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipuri-fikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan. Langkah pertama untuk mendapatkan DNA plasmid adalah dengan menumbuhkan sel-sel bakteri yang mengandung plasmid rekombinan. Setelah itu sel dipanen, dinding serta membran sel dipecah sehingga isi sel (ekstrak sel) keluar. Ekstrak sel ini kemudian dipurifikasi dengan serangkaian perlakuan sehingga diperoleh DNA plasmid yang murni. Isolasi DNA yang dilakukan dalam penelitian ini menurut standar prosedur yang sudah biasa dilaksanakan. Homogenisasi sel dengan prosedur ini akan menghasilkan DNA utuh karena proses ini menyebabkan disrupsi sel dan tercucinya komponen-komponen sel lain selain DNA. Penambahan kloroform setelah sentrifugasi memisahkan larutan menjadi fase cair dan padat dimana fase cair merupakan DNA dan fase padat adalah campuran protein dan DNA.



Sumber : bagian tinjauan pustaka laporan bioteknologi dengan materi dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

comment yo..