Jika sebelumnya kita mengenal kumis kucing sebagai obat malaria, kini penelitian terbaru menemukan rumput laut tropis dapat menjadi senjata baru menghadapi malaria.
Rumput laut atau ganggang hijau mengandung senyawa kimia yang digunakan untuk menangkal serangan jamur. Senyawa ini telah menunjukkan aktivitas yang menjanjikan terhadap parasit malaria ketika diuji di laboratorium.
Para peneliti kini tengah menguji senyawa tersebut pada tikus, karena dianggap paling efektif. Mereka juga berusaha untuk membuat sintesis yang lebih ampuh dari bahan kimia.
Senyawa antijamur ini ditemukan pada permukaan Serratus callophycus, sebuah rumput laut yang ditemukan di perairan kepulauan Fiji.
Pemimpin studi dari Institut Teknologi Georgia Dr Julia Kubanek mengatakan kekuatan bahan kimia dari alam telah beredar selama miliaran tahun dan sangat penting bagi kelangsungan hidup. Kita bisa memanfatkannya untuk pengobatan baru dari penyakit yang mempengaruhi manusia.
Obat baru ini memang sangat dibutuhkan untuk memerangi parasit malaria. Parasit malaria sendiri saat ini telah mengembangkan resistensi terhadap pengobatan umum yang sudah tersedia.
Setiap tahun malaria juga membunuh sekitar satu juta orang di seluruh dunia, terutama di daerah miskin seperti sub-Sahara Afrika. Indonesia sendiri sebagian besar wilayahnya menjadi endemi penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung Sporozoit ini.
Ini dibuktikan dengan dimasukkannya upaya pengendalian malaria sebagai salah satu isu penting pencapaian millennium development goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium.
klasifikasi
Divisi | : | Rhodophyta |
Kelas | : | Rhodophyceae |
Bangsa | : | Gigartinales |
Suku | : | Solieriaceae |
Marga | : | Callophycus |
Jenis | : | Callophycus serratus |
sumber : http://www.tribunnews.com/2011/03/07/rumput-laut-tangkal-malaria , http://www.bi.itb.ac.id/herbarium/index.php?c=herbs&view=detail&spid=236172
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment yo..