Batasan Wilayah Pesisir dan Laut
Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut, ke arah darat meliputi bagian daratan yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan ke arah laut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang ada di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar serta daerah yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan.
Hal di atas menunjukkan bahwa tidak ada garis batas yang nyata, sehingga batas wilayah pesisir hanyalah garis khayal yang letaknya ditentukan oleh situasi dan kondisi setempat. Misalnya di delta Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) dan Sungai Musi (Sumatera Selatan), garis batas pesisir dapat berada jauh dari garis pantai. Sebaliknya di tempat yang berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, wilayah pesisirnya akan sempit.
Komponen fisik ekosistem pesisir dan laut.
Ekosistem pesisir baik mangrove, lamun maupun terumbu karang sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen fisik yang ada di sekitarnya. Komponen tersebut meliputi kimia air (termasuk susunan zat-zat kimia dan kecenderungannya di laut), aliran dan pergerakan arus, interaksi antara atmosfer dan samudra, serta proses-proses alam yang terjadi di laut. Komponen ini berperan sebagai media transport materi dan energi segaligus mendukung komponen biotik yang ada. Komponen fisik lainnya antara lain:
- Strukktur air
- Komposisi kimia air laut
- Gas-gas terlarut
- Berat jenis (densitas)
- Suhu dan salinitas air laut
- Cahaya
- Gelombang
- Arus Laut
Komponen biotik ekosistem pesisir dan laut
Biota yang hidup di wilayah pesisir dan laut pada umumnya dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu plankton, nekton, dan bentos.
1. Plankton
Plankton adalah tumbuhan (fitoplankton) atau hewan (zooplankton) yang mengapung atau berenang secara berlahan di laut dan pergerakannya sangat tergantung pada arus. Pada umumnya tergolong mikroskopik, seperti hewan-hewan bersel satu yang melayang bebas di laut, tetapi banyak juga organisme seperti ubur-ubur (jellyfish) yang termasuk dalam kategori ini.
2. Nekton
Biota yang termasuk kategori ini adalah ikan yang dapat bergerak bebas tidak tergantung pada arus. Distribusi dari plakton dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, salinitas, suplai oksigen dan sumber makanan.
3. Bentos
Organisme yang hidup di dasar perairan atau pada substrat, baik tumbuhan maupun hewan. Komposisi sedimen dasar perairan akan mempengaruhi jenis dan tipe organisme yang ada.
Ekosistem spesifik di wilayah pesisir dan laut
Wilayah pesisir dan laut secara ekologi merupakan tempat hidup beberapa ekosistem yang unik dan saling berhubungan, dinamis dan produktif. Ekosistem utama yang umumnya terdapat di wilayah pesisir meliputi:
- Ekosistem mangrove
- Ekosistem lamun
- Ekosistem terumbu karang
Ekosistem ini saling berinteraksi membentuk suatu konektivitas dengan menjalankan fungsinya masing-masing. Penjelasan mengenai ketiga ekosistem ini akan menjadi pembahasan lebih lanjut, dimana ekosistem mangrove telah dijelaskan sebagian dalam tulisan sebelumnya (Mengenal Ekosistem Mangrove). Ekosistem lamun dan terumbu karang akan menjadi pembahasan di waktu yang akan datang.
Sumber Bacaan:
Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. PT. Pradnya Paramita, Jakarta: 332 hal.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ketiga. Penerbit Djambatan, Jakarta: 367 hal.
Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati. Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 428 hal.
dalam http://muhamaze.wordpress.com/2008/09/05/wilayah-pesisir-dan-laut/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
comment yo..